Postingan

The Art of Decision-Making

In our journey through life, decision-making is an inevitable and often challenging aspect that shapes our path. The ability to make sound decisions is a skill honed through experience, reflection, and a deep understanding of oneself. First and foremost, decisions are subjective, influenced by personal values, beliefs, and priorities. Each choice we make is a reflection of who we are, requiring us to navigate the intricate web of possibilities and consequences. The process of decision-making involves a delicate balance between intuition and rationality. Intuition, often rooted in our emotions and instincts, can provide valuable insights that logic alone might overlook. Conversely, a rational approach ensures a systematic evaluation of options, weighing pros and cons to arrive at a well-informed decision. Striking the right balance between these elements is crucial, as it empowers individuals to make choices that align with both their emotional inclinations and logical reasoning. Moreov

Eksplorasi Berbagai Bidang atau Fokus di Satu Bidang ya?

Dalam menjalani perjalanan kehidupan dan karier, sering kali dihadapkan pada dilema antara memfokuskan diri di satu bidang atau menjelajahi berbagai bidang. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan tergantung pada tujuan serta nilai-nilai pribadi seseorang. Mari, kita rinci bersama perbandingan antara fokus di satu bidang dan eksplorasi berbagai bidang, serta bagaimana mencari keseimbangan untuk membangun karier dan pengembangan pribadi yang berimbang. Memfokuskan diri di satu bidang memiliki keuntungan utama dalam hal pengembangan keahlian mendalam. Dengan menyelami topik atau industri tertentu secara komprehensif, seseorang dapat membangun keahlian yang sangat diperlukan dan menjadi ahli di bidang tersebut. Keahlian mendalam ini dapat membuka pintu kesempatan karier yang lebih spesifik dan dihargai oleh industri. Di sisi lain, eksplorasi berbagai bidang membuka jalan untuk pemahaman yang lebih luas dan keterampilan lintas disiplin. Mengenali b

Eksplorasi Berbagai Bidang: Membuka Pintu Peluang dan Kreativitas

Eksplorasi berbagai bidang merupakan langkah kunci menuju perkembangan pribadi dan kesempatan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam era yang terus berubah, kemampuan diversifikasi dalam pengembangan diri - menyelami dan memahami beragam disiplin ilmu dan keahlian - menjadi aset yang tak ternilai.   Eksplorasi berbagai bidang mampu mengembangkan wawasan, meningkatkan keterampilan, serta membuka pintu peluang dan kreativitas.  Salah satu manfaat utama eksplorasi berbagai bidang adalah memperluas wawasan. Ketika seseorang terlibat dalam disiplin ilmu yang berbeda, mereka tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik tersebut, tetapi juga mampu melihat hubungan antarbidang. Ini menciptakan pandangan yang lebih holistik terhadap dunia dan membantu menghubungkan ide-ide dari berbagai sumber. Kemampuan mengintegrasi inilah sangat diperlukan di era yang terus mengalami perubahan majemuk.  Lebih lanjut, eksplorasi berbagai bidang dapat meningkatkan keterampilan lintas d

Salah Satu dari Sebuah Fase

Gambar
  Gagal kesekian kali adalah sebuah fase. Fase kehidupan yang pasti dialami oleh semua orang. Gagal bisa berarti cita-cita yang tertunda, karakter pribadi yang tidak kunjung dewasa, atau tak memiliki support system yang positif. Setiap orang punya makna dan konteksnya masing-masing tentang kegagalan. Memang tidak mudah, bertahan dari rasa kekecewaan. Ada yang harus berpura-pura merasa baik-baik saja, ada yang melampiaskan dengan semakin memotivasi diri, adapula yang memilih untuk meratapinya, melampiaskan dengan hal negatif, dan menyakiti dirinya sendiri. Terlebih ketika rasa itu terus-terusan berdatangan silih berganti dalam rentang waktu yang cukup panjang.  Kejenuhan dalam hidup dan perasaan putus asa mungkin akan terus membayangi dirinya. Tak jarang, mereka yang tidak mampu melewati fase itu, memilih untuk mengakhiri hidupnya tanpa percaya lagi bahwa tidak ada kebahagaian untuknya. Atau bisa juga, karena terlalu terkejut dengan kenyataan dan tidak siap menerimanya, dia mengala

Rupa Hayati

Gambar
Pagi buta menengok pigura Pada pigura usang berjamur pula Yang tengah berdiri diujung  tembok berwarna merah bata Disamping boneka bersandar ria   Papa duduk menangis di kursi depan Memandang pajangan si gadis empat puluh tahun silam Masih bernyawa di dalam angan Tapi tubuhnya mati tinggal kenangan   Papa bergumam pada pagi di tengah pagi “Cepatlah malam cepatlah ku menutup kelam Bersama balada menjenguk adinda Yang tengah terlelap dicerca iba Menanti kekasih sudah ratusan hari”   (Blitar, 2020)   Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger × Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger × Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger

Dear My Dears

Gambar
Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger × Tubuhku mungil di tengah himpitan mereka yang bertubuh bak raksasa.  Kalian begitu dewasa, begitu perkasa,  begitu positif dan begitu begitu yang lainnya. Aku merasa tenggelam di bawah ketiak kalian. Menengadah ke wajah kalian, mebuatku terperosot di langit-langit yang nampak jernih, meski di malam. Sementara langit berpihak pada…. Humm...  Sebentar, biar kupikirkan …  Ah iya, berpihak pada keadaan. Keadaan yang seperti ini. Aku tersenyum, tapi aku murung. Aku tak punya sesuatu, tapi kalian sebaliknya. Aku punya cemburu, juga kalian sebaliknya. Aku dihajar rasa terbelakang, tapi kalian menarikku ke depan. Jahat! Membuatku semakin cemburu. Sudah! Jangan cemaskan aku. Atau aku hanya akan menghakimi tubuh lemah ini. Cukup anggap aku tengah memotret gerak gerik kalian, dan membingkainya dalam etalase memori. Dan ku bawa pulang

Senja Tak Kunjung Purna

Gambar
- sebuah catatan yang ku tulis petang dulu - “Hai Si Purna, janganlah bersembunyi. Hadirlah di waktu ini. Segera! Kacamata ini sudah tak banyak membantu. Begitu lusuh dan memburamkan sisi sekitar. Tanpa persis tahu bahwa di sana memaki, di sini memaki, sayapun turut memaki, meski masih terjeda spasi. Lantas siapa pembela hati?” Malangnya hati ini. Kacamata ini suah tak mampu memandang dan memahami. Senjak di bawa ke sana ke mari meraih sisa-sisa potret surgawi. “Dan nahas, ayam memandang iba. Duh, ayam? Bisakah dia pergi saja? Jangan membuatku semakin tak nampak di senja ini. Pula, bukankah matanya tak mampu melihat jelas di kegelapan. Lebih baik dia bobok, kemudian berkokok di sepertiga malam terakhir. Selepas senja, menjelang fajar. Jangan terlambat!” Karena Si Purna sedikit manja, nyatanya juga butuh dijemput.   Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger ×