Salah Satu dari Sebuah Fase

 



Gagal kesekian kali adalah sebuah fase. Fase kehidupan yang pasti dialami oleh semua orang. Gagal bisa berarti cita-cita yang tertunda, karakter pribadi yang tidak kunjung dewasa, atau tak memiliki support system yang positif. Setiap orang punya makna dan konteksnya masing-masing tentang kegagalan.

Memang tidak mudah, bertahan dari rasa kekecewaan. Ada yang harus berpura-pura merasa baik-baik saja, ada yang melampiaskan dengan semakin memotivasi diri, adapula yang memilih untuk meratapinya, melampiaskan dengan hal negatif, dan menyakiti dirinya sendiri. Terlebih ketika rasa itu terus-terusan berdatangan silih berganti dalam rentang waktu yang cukup panjang. 

Kejenuhan dalam hidup dan perasaan putus asa mungkin akan terus membayangi dirinya. Tak jarang, mereka yang tidak mampu melewati fase itu, memilih untuk mengakhiri hidupnya tanpa percaya lagi bahwa tidak ada kebahagaian untuknya. Atau bisa juga, karena terlalu terkejut dengan kenyataan dan tidak siap menerimanya, dia mengalami mental illness yang akut. Bahkan juga kekecewan tersebut bisa berakhir dengan membalas dendam, hingga mengancam bahkan mengakhiri hidup orang lain. Iya, untuk dijadikan sebagai pelampiasan kekecewaan. Miris mendengarnya.

Hal tersebut sangat mungkin terjadi. Tak bisa dipungkiri, psikologis setiap orang tak sama. Kapasitas penerimaan diri setiap orang dalam menghadapi suatu kegagalan berbeda-beda. Mungkin suatu kegagalan dengan bentuk yang sama, akan diterima sebagai stimulus yang berbeda oleh orang yang berbeda. Kita tidak bisa menjugde apapun dari perlakuan orang lain dalam menrespon kegagalan yang dialaminya.

Namun, perlu kita pahami. Setiap manusia berkesempatan untuk bahagia, berkesempatan untuk berubah, melakukan hal baik, dan juga mendapat apresiasi dari hal sekecil apapun dari apa yang telah dilakukannya. Setiap orag juga memiliki kesempatan untuk belajar tentang sesuatu hal yang benar, bahkan di tempat yang menurutnya tidak ada hal yang benar lagi.

Sudah semestinya, sebagai makhluk sosial, seseorang bisa meminta bantuan ataupun memberi bantuan, membangun support system yang baik dan saling memberikan kasih sayang. Rasa kasih sayang adalah bentuk kepedulian terbesar untuk menyelamatkan  seseorang dari rasa keputus asaaanya. Baik keluarga, sahabat, pasangan, tetangga atau siapapun, bahkan orang tak dikenalipun, adalah harapan untuk mendapatkan kasih sayang – sekecil apapun – membantunya dalam melewati fase itu. Sekedar mengucapakan “Are you okay?” bisa jadi adalah sebuah penyelamatan besar bagi mereka yang merasa sudah tidak memiliki harapan. 

Lalu, bagaimana bila tak seorangpun yang mau memedulikan dan malah terus-terusan memojokkannya? "Berat. Bertahanlah". Sejatinya, dia adalah pahlawan untuk dirinya sendiri.[]

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teras Bahasa: Gerakan Literasi Bahasa

Dear My Dears

Tala Loka