Jangan Asal Menulis Curahan Hati di Media Sosial


Mungkin bagi sebagian orang, menulis adalah kegiatan yang cukup sulit, termasuk bagi saya pribadi. Terlebih jika tulisan tersebut harus mengandung unsur yang sarat akan makna. Tentu, butuh kajian literatur terlebih dahulu agar tulisan terlihat berkualitas. Dan itu harus memakan waktu lebih.

Adanya media sosial yang semakin rame dewasa ini, telah memberi ruang bagi kita untuk menulis apapun secara bebas tentang apa yang ingin dicurahkan saat itu juga. Kebanyakan konten yang dimuat mengandung pesan perasaan penulis, baik perasaan galau, halu, bahagia, tertindas, ingin dipuji, ditinggal mantan dan kenangannya, dsb.

Meskipun hanya tulisan curahan hati, namun netizen harus berpikir panjang sebelum membagikannya ke publik. Mempertimbangkan segala konsekuensinya. Karena sebebas apapun sebuah tulisan, tetap berkemungkinan disesali kemudian hari. Maka dari itu, jangan asal menulis curahan hati. Sebaiknya, harus melalui pertimbanagn terlebih dahulu.


Lalu, apa aja ya yang perlu diperhatikan saat menulis curahan hati? Berikut beberapa poin yang bisa dijadikan referensi.

1. Pastikan tulisan tersebut bukan aib

Terkadang kita lupa diri dan terlena ketika terlalu asik menuliskan apapun dipikiran kita tanpa memilah dengan baik isi dari tulisan. Saking semangatnya tanpa disadari hal negatif dari kita, tertuang begitu saja dalam tulisan. Tentu hal ini akan memberikan sigma negatif dari pembaca tentang penulis.

2. Menulis dengan perasaan jujur

Mencoba memanipulasi fakta akan membuat tulisan terlihat tidak natural. Alangkah baiknya tulislah mengalir apa adanya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, tidak perlu melebih-lebihkan agar terlihat dramatis yang endingnya malah akan membuat geli pembaca. Nah, baklan tambah dihujat tuh nantinya.

3. Utamakan etika menulis

Meskipun hanya sebuah tulisan curahan hati, namun etika dalam menulis tetap harus diperhatikan. Jangan menjadi penulis yang sukanya menebar ujuran kebencian, fitnah ataupun kalimat bernada provokatif. Hanya akan membuat keributan saja, yang bisa jadi si penulis malah jadi korbannya.

Selain itu, hindari bentuk tulisan yang mengandung unsur hoax, serta plagiasi. Ga keren kan ya, jika tiba-tiba menjadi terlapor atas tuduhan hoax dan plagiasi.

4. Tulislah dengan bahasa yang ringan dan tidak berbelit

Agar tuisan kita renyah untuk dibaca, perhatikan tata bahasa dan ide yang ingin dituangkan. Jangan menulis dengan kalimat yang membingungkan dan tidak tertuju pada intinya. Biasanya, agar terlihat keren, beberapa penulis mencoba memasukkan kata-kata asing yang padahal belum paham betul maknanya, hingga akhirnya tulisan akan meleset dari makna yang ingin disampaikan.

Atau saking antusianya dalam menulis, bisa jadi menuliskan apapun tanpa adanya limitasi, sehingga tulisan tidak kunjung sampai ujung dan membuat pembaca merasa bosan lalu memilih tidak menuntaskannya hingga paragraf terakhir

 5. (Tentu masih ada beberapa lainnya. Bantu saya jika kamu memiliki materi untuk poin selanjutnya, silakan tulis di kolom komentar yaa. Hehe)

 Memang, menulis curahan hati adalah salah satu cara untuk meringakan beban yang sedang dialami. Namun, apabila penulis tidak bisa bijak dalam menyampaikannya, bukannya meringankan, malah akan menjadi beban yang semakin berat. So, think first and be responsible!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teras Bahasa: Gerakan Literasi Bahasa

Dear My Dears

Tala Loka